Sunday, April 8, 2018

Buku Pengayaan (Non Fiksi) dan Buku Drama (Fiksi)



1.        Buku Pengayaan (Non Fiksi)

a.      Hakikat buku pengayaan (non fiksi)

Buku pengayaan adalah buku yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu. Karakteristik buku pengayaan yakni sumber materi ajar berupa referensi baku mapel tertentu yang disusun sistematis & sederhana disertai petunjuk pembelajaran. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan, mengembangkan, dan memperkaya kemampuan siswa (Pusat Perbukuan 2008:12). Pendapat lainnya, buku pengayaan atau buku pelajaran adalah jenis buku yang digunakan dalam aktivitas belajar dan mengajar.
Berdasarkan dominasi materi/isi yang disajikan di dalamnya, buku pengayaan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu kelompok buku pengayaan: (1) pengetahuan, (2) keterampilan, dan (3) kepribadian. Setiap jenis buku pengayaan kadang-kadang sulit dibedakan, namun jika dikaji berdasarkan materi/isi yang mendominasi di dalamnya maka dapat ditetapkan ke dalam salah satu jenis buku pengayaan.
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan menambah kekayaan wawasan akademik pembacanya.Contoh judul buku pengayaan pengetahuan adalah: Tanaman Obat Penyembuh Ajaib karya Herminia de Guzman-Ladion, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis karya Eddy Prahasta.
Buku pengayaan keterampilan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan keterampilan bidang tertentu.Contoh judul buku pengayaan keterampilan adalah:Membuat Mesin Tetas Elektronik karya Kelly S, Budidaya Ayam Bangkok karya Dudung Abdul Muslim, Petunjuk Perawatan Anggrek karya Hadi Iswanto.
Buku pengayaan kepribadian adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya kepribadian atau pengalaman batin seseorang.Contoh judul buku pengayaan kepribadian:Layar Terkembang karya St. Takdir Alisyahbana, Merakit dan Membina Keluarga Bahagia karya W. Jay Batra dkk.

b.Nilai-nilai dalam buku pengayaan (non fiksi)

            Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.Penilaian yang dilakukan oleh individu yang satu belum tentu sama dengan individu yang satu.

                             Nilai yang terdapat dalam buku pengayaan (non fiksi) terkait dengan hal apa yang dapat diambil dari buku yang dibaca. Nilai yang terdapat dalam buku pengayaan, seperti nilai pengetahuan, nilai manfaat (kemanfaatan), nilai kebersihan, nilai sosial, nilai etika, dan lain sebaginya. Keberadaan nilai ini bergantung kepada jenis buku yang dibaca.

 

2.        Buku Drama (Fiksi)

a.      Hakikat buku drama (fiksi)

Secara umum drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah naskah. Naskah drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum duterbitkan (pentaskan).

 

b.      Nilai-nilai dalam buku drama (fiksi)

Drama biasanya menyajikan sesuatu yang berbeda, apalagi kalau disaksikan langsung di panggung. Dengan menyaksikan secara langsung, kamu bisa melihat sendiri sekeren apa para aktor dan aktris membawakan karakter mereka. Semua emosi dan penjiwaan akan terlihat dengan jelas. Bisa-bisa kamu pun akan merasakan emosi yang dibawakan oleh para pemain drama. Setiap drama pasti dibuat dengan suatu tujuan. Salah satunya adalah untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai khusus.  Dalam sebuah drama bisa saja ada satu nilai. Namun bisa juga, dalam satu drama ada banyak nilai sekaligus, dan itu sah-sah saja. Berikut nilai-nilai yang terdapat dalam drama, seperti: 
1)    Nilai sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan masyarakat, sifat yang suka
memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain).
2)     Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah.
3)     Nilai ekonomi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan dan asas-asas
produksi, distribusi, pemakaian barang, dan kekayaan (keuangan, tenaga, waktu, industri, dan perdagangan).
4)     Nilai filsafat, yaitu nilai yang berkaitan dengan hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya.
5)  Nilai politik, yaitu nilai yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku.

Menurut Henning Nelms etika menelaah sebuah naskah, yang pperlu dicari adalah “bahan dramatic-nya”. Bahan dramatic adalah apa saja yang terdapat di dalam naskah, dan bahan-bahan itu kita melontarkan nilai-nilai. Di dalam sebuah skenario terdapat berbagai nilai. Selain nilai emosional, di dalam sebuah drama juga terdapat nilai intelektual. Bedanya nilai emosional dan nilai intelektual ialah nilai intelektual yang disampaikan untuk dimengerti, sedangkan nilai emosional bukan untuk dimengerti melainkan untuk dirasakan.
Gabungan nilai intelektual dan emosional akan menampilkan nilai lain yang menyebabkan drama tadi akan dapat membangkitkan kesedihan atau kegembiraan lewat keindahan. Nilai ini yang disebut nilai abstrak. Selain dua nilai tersebut ada juga nilai lain, yakni nilai dramatik. Nilai dramatik merupakan nilai-nilai yang menimbulkan suatu konflik.
Tanpa nilai gramatik sebuah naskah drama tidak lagi berfungsi apa-apa. penulis berkesimpulan menentukan nilai-nilai dalam sebuah drama bergantung dengan naskah drama yang akan dibawakan atau dipentaskan.
Nilai-nilai drama akan dipaparkan sebagai berikut:
a)       Nilai Didaktis
Nilai didaktis merupakan nilai yang menyoroti khusus tenteng nilai pendidikan di dalam suatu drama tersebut. Adapun nilai-nilai pendidikan antaralain:
1)    Pendidikan watak
Nilai pendidikan yang dapat diambil dari tokoh-tokoh dalam drama, sementara untuk menilai watak tokoh-tokoh tersebut perlu dipahami dengan tepat bagaimana cara pengarang menggambarkan perwatakannya tersebut. Dalam drama, kebanyakan karakter tokoh dilukiskan dalam dialog-dialog antar tokoh, dan dari dialog-dialog tersebut tercermin watak atau karakter para tokohnya.
2)    Pendidikan sikap hidup
Nilai pendidikan ini yang diambil dalam suatu drama untuk dapat menyikapi dalam sebuah kehidupan.
3)     Pendidikan moral
Pendidikan ini nilai yang dapat diambil dari sebuah drama yang menyoroti tentang berbagai moral yang terjadi di masyarakat.
b)      Nilai Sosial
Woods menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum dan pengarah pada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
c)      Nilai Budaya
Menurut Koentjoro Ningrat menyatakan bahwa kebudayaan hanya dimiliki manusia yang tumbuh serta berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Nilai-nilai budaya tersebut meliputi:
1)     Bahasa
      Bahasa merupakan cerminan budaya suatu daerah bahkan bangsa.
2)     Sistem pengetahuan
Dengan sistem ini pengetahuan yang dimiliki masyarakat yang tergambar dalam drama kita dapat menilai budaya yang masih dipakai dalam pementasan drama tersebut.
3)     Sistem peralatan
Dengan melihat sistem peralatan yang diperankan dalam pementasan drama, kita akan dapat mengetahui kebudayaan yang dianut.
4)     Sistem religi
Sistem religi merupakan suatu kepercayaan terhadap Tuhan. Menggambarkan nilai-nilai kepercayaan yang dianut.

 

 

 



No comments:

Post a Comment