1.
Buku Pengayaan (Non Fiksi)
a.
Hakikat buku pengayaan (non fiksi)
Buku pengayaan adalah buku yang
digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu. Karakteristik buku pengayaan yakni sumber materi ajar berupa referensi
baku mapel tertentu yang disusun sistematis & sederhana disertai petunjuk
pembelajaran. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan,
mengembangkan, dan memperkaya kemampuan siswa (Pusat Perbukuan 2008:12). Pendapat
lainnya, buku pengayaan atau buku pelajaran adalah jenis buku yang digunakan
dalam aktivitas belajar dan mengajar.
Berdasarkan dominasi
materi/isi yang disajikan di dalamnya, buku pengayaan dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga jenis, yaitu kelompok buku pengayaan: (1) pengetahuan, (2)
keterampilan, dan (3) kepribadian. Setiap jenis buku pengayaan kadang-kadang
sulit dibedakan, namun jika dikaji berdasarkan materi/isi yang mendominasi di
dalamnya maka dapat ditetapkan ke dalam salah satu jenis buku pengayaan.
Buku pengayaan
pengetahuan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dan menambah kekayaan wawasan akademik
pembacanya.Contoh judul buku pengayaan pengetahuan adalah: Tanaman Obat
Penyembuh Ajaib karya Herminia de Guzman-Ladion, Konsep-konsep Dasar Sistem
Informasi Geografis karya Eddy Prahasta.
Buku pengayaan
keterampilan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya penguasaan
keterampilan bidang tertentu.Contoh judul buku pengayaan keterampilan
adalah:Membuat Mesin Tetas Elektronik karya Kelly S, Budidaya Ayam Bangkok
karya Dudung Abdul Muslim, Petunjuk Perawatan Anggrek karya Hadi Iswanto.
Buku pengayaan
kepribadian adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya kepribadian atau
pengalaman batin seseorang.Contoh judul buku pengayaan kepribadian:Layar
Terkembang karya St. Takdir Alisyahbana, Merakit dan Membina Keluarga Bahagia
karya W. Jay Batra dkk.
b.Nilai-nilai dalam buku pengayaan (non fiksi)
Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa
"cara pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara sosial
dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide
seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.Penilaian yang dilakukan oleh individu yang satu belum tentu sama dengan
individu yang satu.
Nilai
yang terdapat dalam buku pengayaan (non fiksi) terkait dengan hal apa yang
dapat diambil dari buku yang dibaca. Nilai yang terdapat dalam buku pengayaan,
seperti nilai pengetahuan, nilai manfaat (kemanfaatan), nilai kebersihan, nilai
sosial, nilai etika, dan lain sebaginya. Keberadaan nilai ini bergantung kepada
jenis buku yang dibaca.
2.
Buku Drama (Fiksi)
a.
Hakikat buku drama (fiksi)
Secara umum drama merupakan suatu karya
sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh
aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater.
Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan
berdasarkan sebuah naskah. Naskah
drama dapat diartikan suatu karangan atau cerita yang berupa tindakan atau
perbuatan yang masih berbentuk teks atau tulisan yang belum duterbitkan
(pentaskan).
b.
Nilai-nilai dalam buku drama (fiksi)
Drama biasanya menyajikan sesuatu
yang berbeda, apalagi kalau disaksikan langsung di panggung. Dengan menyaksikan
secara langsung, kamu bisa melihat sendiri sekeren apa para aktor dan aktris
membawakan karakter mereka. Semua emosi dan penjiwaan akan terlihat dengan
jelas. Bisa-bisa kamu pun akan merasakan emosi yang dibawakan oleh para pemain
drama. Setiap drama pasti dibuat dengan suatu tujuan. Salah satunya adalah
untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai khusus. Dalam sebuah drama bisa saja ada satu nilai.
Namun bisa juga, dalam satu drama ada banyak nilai sekaligus, dan itu sah-sah
saja. Berikut nilai-nilai yang terdapat dalam drama, seperti:
1) Nilai sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan
masyarakat, sifat yang suka
memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain).
2) Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan
pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit
diubah.
3) Nilai ekonomi, yaitu nilai yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan asas-asas
produksi, distribusi, pemakaian barang, dan kekayaan (keuangan, tenaga,
waktu, industri, dan perdagangan).
4) Nilai filsafat, yaitu nilai yang berkaitan dengan
hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya.
5) Nilai politik, yaitu nilai yang berkaitan dengan
proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku.
Menurut
Henning Nelms etika menelaah sebuah naskah, yang pperlu dicari adalah “bahan
dramatic-nya”. Bahan dramatic adalah apa saja yang terdapat di dalam naskah,
dan bahan-bahan itu kita melontarkan nilai-nilai. Di dalam sebuah skenario
terdapat berbagai nilai. Selain nilai emosional, di dalam sebuah drama juga
terdapat nilai intelektual. Bedanya nilai emosional dan nilai intelektual ialah
nilai intelektual yang disampaikan untuk dimengerti, sedangkan nilai emosional
bukan untuk dimengerti melainkan untuk dirasakan.
Gabungan
nilai intelektual dan emosional akan menampilkan nilai lain yang menyebabkan
drama tadi akan dapat membangkitkan kesedihan atau kegembiraan lewat keindahan.
Nilai ini yang disebut nilai abstrak. Selain dua nilai tersebut ada juga nilai
lain, yakni nilai dramatik. Nilai dramatik merupakan nilai-nilai yang
menimbulkan suatu konflik.
Tanpa nilai
gramatik sebuah naskah drama tidak lagi berfungsi apa-apa. penulis
berkesimpulan menentukan nilai-nilai dalam sebuah drama bergantung dengan
naskah drama yang akan dibawakan atau dipentaskan.
Nilai-nilai drama akan dipaparkan sebagai berikut:
a) Nilai Didaktis
Nilai
didaktis merupakan nilai yang menyoroti khusus tenteng nilai pendidikan di
dalam suatu drama tersebut. Adapun nilai-nilai pendidikan antaralain:
1) Pendidikan watak
Nilai pendidikan yang dapat diambil dari tokoh-tokoh dalam drama, sementara
untuk menilai watak tokoh-tokoh tersebut perlu dipahami dengan tepat bagaimana
cara pengarang menggambarkan perwatakannya tersebut. Dalam drama, kebanyakan
karakter tokoh dilukiskan dalam dialog-dialog antar tokoh, dan dari
dialog-dialog tersebut tercermin watak atau karakter para tokohnya.
2) Pendidikan sikap hidup
Nilai
pendidikan ini yang diambil dalam suatu drama untuk dapat menyikapi dalam
sebuah kehidupan.
3) Pendidikan moral
Pendidikan ini nilai yang dapat diambil dari sebuah drama yang menyoroti
tentang berbagai moral yang terjadi di masyarakat.
b) Nilai Sosial
Woods
menyatakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum dan pengarah pada tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Nilai Budaya
Menurut Koentjoro Ningrat menyatakan bahwa kebudayaan hanya dimiliki
manusia yang tumbuh serta berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Nilai-nilai budaya tersebut meliputi:
1) Bahasa
Bahasa merupakan cerminan budaya suatu daerah bahkan bangsa.
2) Sistem pengetahuan
Dengan sistem ini pengetahuan yang dimiliki masyarakat yang tergambar dalam
drama kita dapat menilai budaya yang masih dipakai dalam pementasan drama
tersebut.
3) Sistem peralatan
Dengan melihat sistem peralatan yang diperankan dalam pementasan drama,
kita akan dapat mengetahui kebudayaan yang dianut.
4) Sistem religi
Sistem religi merupakan suatu kepercayaan terhadap Tuhan. Menggambarkan
nilai-nilai kepercayaan yang dianut.
No comments:
Post a Comment