Sunday, May 31, 2020

Drama, Pengertian, dan Unsur-unsurnya

DRAMA


Pengertian Teks Drama

Teks Drama yaitu suatu teks cerita yang di pentaskan diatas panggung atau biasa disebut teater ataupun tidak dipentaskan di atas panggung seperti drama radio, telivisi, dan film. Drama secara luas dapat diartikan sebagai salah satu bentuk sastra yang isinya tentang suatu kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerak.

Unsur-Unsur Teks Drama

Teks Drama mengandung beberapa unsur didalamnya, berikut adalah unsur unsur yang ada dalam teks drama :

  1. Alur, yaitu berupa rangkaian alur yang terjadi pada drama.
  2. Amanat, yaitu pesan yang terkandung dalam drama.
  3. Tokoh, yaitu pelaku yang memerankan seorang tokoh dalam cerita. Ada 3 macam tokoh: (1) protagonis yaitu  tokoh yang meampilkan kebaikan, (2) Antagonis yaitu tokoh jahat atau tokoh penentang kebaikan, (3) Tirtagonis yaitu tokoh pendukung protagonis.
  4. Penokohanadalah penggambaran watak setiap tokoh.
  5. Tema, yaitu ide pokok cerita atau gagasan.

Struktur Teks Drama

Struktur Teks Drama yaitu terdiri dari 3 unsur, yaitu antara lain :

  1. Prolog atau biasa disebut adegan pembukaan
  2. Dialog atau percakapan antar pemain, dan
  3. Epilog atau adegan akhir atau penutup

Kaidah Kebahasaan Teks Film atau Drama

Teks film atau drama yang baik harus disusun sesuai dengan struktur teks dan menggunakan kaidah kebahasaan, termasuk kaidah ejaan. Berikut ini adalah contoh kaidah kebahasaan dalam ulasan teks film atau drama.

Kata ganti (pronomina) adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan.

1.    Kata ganti orang (pronomina persona)

1)   Kata ganti orang (pronomina persona) terbagi menjadi:

a.       Kata ganti orang pertama ialah kata ganti untuk orang yang berbicara/si pembicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang pertama”.

Contoh: Tunggal: Aku/Saya

Jamak: Kami/Kita

b.      Kata ganti orang kedua ialah kata ganti untuk lawan bicara atau yang diajak berbicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang kedua”.

Contoh:Tunggal: Engkau/Kau

                     Jamak : Kalian

c.       Kata ganti orang ketiga ialah kata ganti untuk orang yang sedang dibicarakan atau yang menjadi bahan pembicaraan, selanjutnya disebut “kata ganti orang ketiga.

Contoh:Tunggal: Ia/Dia

         Jamak : Mereka

2.  Kalimat Simpleks dan Kompleks
Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama.
Contoh: "Sinetron pangeran banyak digemari kawula muda."
Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih.
Contoh: "Sci-Fi adalah jenis film imajinasi pengetahuan yang dikembangkan untuk mendapatkan dasar pembuatan alur film yang menitikberatkan pada penelitian dan penemuan biologi."

 

Ada berbagai hal yang harus dipersiapkan sebelum pementasan digelar. Berikut ini adalah langkah-langkah awal yang harus dilakukan sebelum menggelar pementasan drama.

Contoh Teks Drama

Mengejar Cita-Cita


Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Adi dan Anjas. Mereka selalu bersama, tetapi semenjak ayah Adi harus pindah kerja mereka berdua pun berpisah. Pada suatu ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Ketika mereka bertemu, mereka berdua berbincang-bincang. Karena mereka berdua telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemanakah mereka setelah lulus SMA nanti.

Anjas : ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana?
Adi   : aku mau kuliah di PIP.
Anjas  : emangnya kamu ngambil jurusan apa ?
Adi    : pelayaran. Mau jadi Kapten Kapal dong hehehe.. hmmm tapi...
Anjas  : tapi kamu kenapa?
Adi   : tapi aku lemah di pelajaran fisika.
Anjas    : duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau  kamu belajar lebih giat lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha, Jangan menyerah. Kejar cita-cita kamu. Eits tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetep berdoa.
Adi    : iya, makasih ya atas masukannya pasti aku bakal belajar lebih giat lagi.
Anjas   : nah gitu dong.
Adi  : kalau kamu ? mau kuliah dimana ?
Anjas   : aku belum tau naih. Kira-kira menurut kamu dimana ya? Terus jurusan apa? 
Adi  : kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja. Pastinya yang sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Anjas   : iya sih. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku dimana.
Adi    : ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk pada Yang Maha Esa. Ya dengan Berdoa lah.
Anjas  : wah makasih juga ya, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikutin saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Adi .
Adi  : oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Anjas.

   Dan setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar lagi. Dan akhirnya Anjas telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan sekolahnya.
Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Karena mereka rajin belajar dan berdoa, mereka pun akhirnya diterima di perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan.

 

A. NASKAH

Naskah merupakan awal dari terbentuknya sebuah pementasan drama. Naskah sendiri terdiri dua jenis, yakni naskah tertulis dan naskah yang tidak tertulis. Naskah tertulis adalah naskah drama yang sudah ada dalam sebuah karya tulis yakni berupa naskah drama atau yang biasa disebut naskah lakon. Sedangkan naskah yang tidak tertulis adalah naskah yang sudah ada melalui cerita-cerita lisan. Biasanya naskah tidak tertulis ini ada di setiap daerah yang memiliki legenda, mitos, atau cerita masayarakat yang dituturkan secara turun temurun.

Namun dalam buku ini diharapkan siswa mempelajari terlebih dahulu naskah-naskah yang sudah tertulis, yakni naskah drama opera berjudul “Pangeran Monyet”

Dalam proses ini, yang dilakukan kali pertama adalah membaca naskah tersebut. Dengan membaca naskah tersebut siswa dapat melakukan bedah naskah untuk mengetahui :

 

 

1.    Tokoh

Tokoh dalam pementasan drama terdiri dari tokoh utama, tokoh pembantu, serta figuran. Tokoh utama adalah tokoh sentral atau tokoh terpenting dalam drama tersebut. Untuk itu tokoh utama harus memiliki kemampuan akting yang bagus. Dengan mengetahui tokoh utama, aktor atau aktris yang terpilih memerankan dapat mengetahui secara jelas karakter, kebiasaan, tingkat emosi tokoh, melalui baik keterangan adegan maupun dialog dalam naskah yang dipilih untuk pentas.

Meski demikian tuntutan berakting bagus juga tetap berlaku bagi tokoh pembantu maupun tokoh figuran, sebab kedua jenis tokoh tersebut membantu tokoh utama dalam bermain drama.

Yang menjadi kebiasaan buruk dalam sebuah proses pementasan adalah, tokoh pembantu dan figuran ini kurang serius berlatih, bahkan saat pentas. Padahal keseluruhan pementasan drama adalah tanggung jawab semua anggota kelompok. Untuk itu, jika latihan, diharapkan semua anggota ikut latihan dengan serius. Jika salah satu pemain tidak serius latihan atau pentas, salah-salah malah membuat pementasan menjadi rusak.

2.    Setting

                   Dengan membedah naskah, dapat diketahui pula setting panggung, berikut properti yang dibutuhkan. Setting ini biasanya sudah ada dalam keterangan naskah drama. Berikut ini contoh setting panggung :

-      Ruang tamu (Kursi, meja, pintu, jendela, almari buku, bingkai foto atau lukisa)

-     Teras rumah (kursi, meja, tanaman, sangkar burung)

3.    Properti

Properti ini juga biasanya sudah ada dalam keterangan naskah, namun ada kalaunya properti bisa ditambah untuk menghidupkan adegan, misalnya seorang tokoh yang berdialog sambil menyulam. Maka diperlukan alat untuk menyulam. Atau bisa saja, ada penambahan adegan supaya lebih dramatik dengan menambahkan adegan memecah gelas. Namun demikian semua harus dipertimbangkan agar pementasan nampak rapi.

4.    Waktu

Dengan membaca naskah, biasanya juga ada keterangan waktu. Apakahadegan tersebut berlangsung malam hari, siang, atau sore. Hal ini untuk membantu penata lampu untuk memilih efek-efek warna pada filter lampu.

 

5.    Kostum

Kostum biasanya sudah ada pada keterangan, tapi ada juga naskah yang sama sekali tidak menjelaskan kostum yang dipakai tokoh. Dalam pembacaan naskah, penyaji bisa menentukan kostum, sesuai dengan waktu atau masa yang saat itu terjadi dalam naskah. Sebagai contoh, tidak mungkin tokoh jaman majapahit menggunakan celana jeans.

 

B.SUTRADARA & CASTING

Pementasan drama dipimpin oleh seorang pemimpin produksi. Namun untuk divisi artistik dipimpin oleh seorang sutradara. Namun dalam kelompok teater sekolahan, sutradara bisanya adalah seorang duru drama atau pelatih drama.

Tugas sutradara adalah sebagai berikut:

-      memilih pemain (casting)

-      menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain

-      menyusun rencana pembiayaan

-    memimpin diskusi dengan penata panggung tentang konsep panggung, penata rias tentang konsep rias, dan penata cahaya dengan siswa sebagai kerabat kerja pertunjukan.

Casting

Setelah membaca dan memahami naskah, biasanya sutradara melakukan casting, atau pemilihan pemain. Pemilihan pemain ini bisa dilakukan dengan dua pendekatan.

 

1.      Pendekatan fisik

Memilih pemain yang memiliki fisik yang hampir sama, mirip, atau menyerupai tokoh yang diperankan. Misalnya tokoh raja, dipilih seorang pemain yang bertubuh tinggi besar dan bersuara besar.

2.  Pendekatan Kejiwaan

Memilih pemain yang memiliki watak atau karakter yang hampir sama dengan tokoh yang dimainkan. Seperti tokoh penjahat yang pemarah, maka sutradara memilih pemain yang pemarah.

Begitu casting selesai, maka terbentuklah team yang lain, yakni team produksi dan team artistik.

 

 

C.    READING TEKS/ Latihan membaca naskah

Setelah casting, maka perlu dibuat jadwal latihan. Latihan pertama adalah latihan membaca naskah. Dalam latihan ini pemain dilatih untuk tidak sekadar membaca, melainkan membaca dialog supaya dialog dalam naskah lebih hidup, dan seperti berbicara sungguhan.

Supaya tidak terkesan membaca dan membosankan, maka dalam latihan ini ada proses pemilihan intonasi, kecepatan dialog, penekanan kata dan ekspresi mimik wajah pemain mapun gesturnya.

 

D.  BLOCKING

Begitu tehnik pembacaan naskah drama dikuasai, maka dijadwalkan pula latihan blocking. Blocking itu sendiri adalah penempatan posisi pemain agar pementasan terlihat enak ditonton. Selain itu blocking juga menjadi bagian dari pemilihan adegan-adegan dalam pementasan drama. Dari penempatan (pembagian posisi) panggung tersebut, para pemain drama dituntut dapat menciptakan keseimbangan panggung.

 

http://smpitarafah-sampit.blogspot.co.id/2015/04/persiapan-pementasan-drama.html


No comments:

Post a Comment