Sunday, May 31, 2020

Teks Eksplanasi

TEKS EKSPLANASI

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan-penjelasan tentang proses mengapa dan bagaimana dari suatu topik yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam maupun sosial yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Semua fenomena tersebut memiliki hubungan sebab akibat dan memiliki proses. Semua fenomena tersebut tidak hanya kita rasakan dan nikmati saja, tapi juga harus kita pelajari mengapa dan bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi.

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses 'mengapa' dan 'bagaiman' kejadian-kejadia alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. Suatu kejadian baik kejadian alam maupun kejadian seosial yang terjadi di sekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab akibat dan memiliki proses. Suatu kejadian yang terjadi di sekitar kita, tidak hanya untuk kita amati dan rasakan saja, tetapi juga untuk kita pelajari. Kita dapat mempelajari kejadian tersebut, misalnya dari segi mengapa dan bagaimana bisa terjadi.

Struktur teks eksplanasi ada tiga, yaitu pernyataan umum, deretan penjelasan atau isi, dan interpretasi. Berikut akan dijelaskan mengenai tiga struktur teks tersebut.

1.      Pernyataan Umum

Pernyataan umum merupakan bagian pertama dari teks eksplanasi yang isinya mengenai penyampaian topik atau permasalahan yang akan dibahas. Bagian ini berisi gambaran mengenai apa dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi. Penulisan dari pernyataan umum ini harus menarik agar pembaca mau membaca teks eksplanasi tersebut hingga selesai.

2.      Deretan Penjelas

Deretan penjelasan berisi inti penjelasan tentang apa yang disampaikan merupakan bagian yang sering juga disebut sebagai urutan sebab akibat dari suatu fenomena. Pada bagian ini, terdapat penjelasan yang detail dari suatu fenomena yang dibahas secara mendalam dan berdasarkan urutan waktu.

3.      Interpretasi,

Interpretasi merupakan bagian akhir atau penutup dari teks eksplanasi yang berisi simpulan dari topik atau proses yang dibahas. Interpretasi disebut juga sebagai pandangan atau simpulan penulis yang bersifat opsional, boleh ada dan boleh juga tidak ada.

 

A.    Unsur Kebahasaan Teks Eksplanasi

1.      Konjungsi

a.      Pengertian Konjungsi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Hasan Alwi, dkk., 2003: 296). Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102). Dengan demikian, konjungsi adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa, baik kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

Konjungsi tersebut diperlukan supaya kata, kalimat, maupun paragraf di dalam suatu karangan  akan menjadi teratur. Keteraturan itu sangat penting  untuk memperlihatkan adanya suatu kepaduan diantara kata, kalimat, maupun paragraf satu dengan yang lainnya. Pemakaian konjungsi di dalam kalimat bukan untuk dapat menerangkan kata. Namun, tidak lebih dari sekedar alat penghubung yang berfungsi untuk dapat mempertegas serta memperpadu makna.

b.      Jenis-jenis Konjungsi

Berdasarkan letaknya, konjungsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) konjungsi intrakalimat dan (2) konjungsi antarkalimat.

1)      Konjungsi Intrakalimat

Konjungsi intrakalimat atau antarklausa adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Umumnya, kata penghubung antarklausa ini diletakkan di tengah-tengah kalimat. Di dalam konjungsi intrakalimat (antar klausa), terdapat dua jenis kata penghubung atau konjugsi, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

Konjugsi Koordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang mempunyai status sederajat. Contoh konjungsi koordinatif yaitu: dan, tetapi, atau, sedangkan, melainkan, padahal, lalu, kemudian. Konjugsi Subordinatif adalah kata penghubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih dengan status yang tidak sama derajatnya, diantaranya : ketika, sejak, biar, seperti, setelah, jika, andai, kalau, supaya, bagai, ibarat, sehingga, karena.

Jenis -jenis konjungsi subordinatif ada beberapa, yaitu (1) hubungan waktu, yaitu sesudah, sementara, sebelum, ketika, sehabis, setelah, sehingga, sejak, selesai, tatkala, sambil, seraya, selagi, selama, sampai, (2) hubungan syarat, contoh : jika, jikalau, kalau, asal, bila, asalkan manakala, (3) hubungan pengandaian, contohnya: andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya, (4) hubungan tujuan, contohnya: agar, supaya, biar, (5) hubungan konsesif, contohnya: biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, walau, sunguhpun, kendatipun, (6) hubungan kemiripan, contohnya: seakan-akan, sebagaimana, seolah-olah, seperti, sebagai, bagaikan, laksana, (7) hubungan penyebaban, contohnya: sebab, oleh karena, karena, (8) hubungan pengakibatan, contohnya : sehingga, sampai, sampai -sampai, maka, makanya, karenanya, dan (9) hubungan penjelasan, contohnya: bahwa.

2)      Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat merupakan kata penghubung yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Konjungsi antarkalimat ini digunakan untuk menyatakan makna yang berbeda-beda. Contoh konjungsi antarkalimat diantaranya: oleh karena itu, walaupun demikian, namun, sebelum itu, akan tetapi, dengan demikian, kecuali itu, selain itu, setelah itu, sebaliknya, sesungguhnya, akan tetapi,dll. Konjungsi antar kalimat biasa diletakkan di awal kalimat, atau setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.

 

2.      Kalimat Definisi

Dalam sebuah teks laporan banyak ditemukan kalimat definisi. Kalimat definisi adalah kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas. Kalimat definisi berfungsi untuk menentukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengetian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain. Definisi memiliki dua bagian yaitu sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan istilah definiendum, dan penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang dikenal dengan istilah definiens

Suatu makna kata tidak bisa langsung disebut sebagai definisi, karena definisi mempunyai ciri-ciri khusus. Makna kata diartikan sebagai definisi jika terdapat unsur kata atau istilah yang didefinisikan, atau lazim disebut definiendum. Di dalam arti tersebut harus terdapat unsur kata, frasa, atau kalimat yang berfungsi menguraikan pengertian, lazim disebut definiens, dan tentunya juga harus ada pilihan katanya.

Pilihan kata tersebut ialah di mana definiens dimulai dengan kata benda, didahului kata adalah. Misalnya, kalimat “Cinta adalah perasaan setia, bangga, dan prihatin” dan kalimat “Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi”.

Yang kedua, definiens dimulai dengan selain kata benda umpamanya kata kerja atau didahului kata yaitu'. Sebagai contoh “Setia yaitu merasa terdorong untuk mengakui, memahami, menerima, menghargai, menghormati, mematuhi, dan melestarikan”. Kemudian, definiens juga diharuskan memberi pengertian rupa atau wujud diawali kata merupakan, seperti kalimat “Mencintai merupakan tindakan terpuji untuk mengakhiri konflik”.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, Yayu. 2017. “Konjungsi (kata penghubung)”. http://yayuhidayah.blogspot.co.id/ 2017/01/makalah-konjungsi-kata-penghubung.html. Diakses pada tanggal 30 Maret 2017.

Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Kemendikbud.

Jenis-Jenis Konjungsi, Fungsi, dan Contoh Konjungsi.  http://www.porosilmu.com/2016/02/ konjungsi.html


No comments:

Post a Comment