Unsur
Intrinsik Drama
1. Tema
Tema adalah pikiran pokok
yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian
rupa sehingga menjadi cerita yang lebih menarik. Tema dikembangkan melalui alur
dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema adalah ide yang mendasari cerita
sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi
yang diciptakannya. Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan
tujuan cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi
dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konflik.
2. Amanat
Amanat adalah pesan moral
yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau penonton drama. Pesan
ini tidak disampaikan secara langsung, tapi lewat naskah drama yang
ditulisnya atau lakon drama itu sendiri. Penonton atau pembaca harus
menyimpulkan sendiri pesan moral apa yang diperoleh dari membaca naskah atau
menonton drama tersebut.
3. Perwatakan/Karakter
Tokoh
Perwatakan atau karakter tokoh
adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama.
Karakter ini diciptakan oleh penulis lakon untuk diwujudkan oleh para pemain
drama. Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis
kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. 3 macam perwatakan
yakni:
1. Antagonis,
tokoh utama berprilaku jahat
2. Protagonis,
tokoh utama berprilaku baik
3. Tritagonis,
tokoh yang berperanan sebagai tokoh pembantu
4. Dialog
Ciri khas suatu drama adalah naskah
tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama harus
memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog
antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif. Dialog melancarkan cerita
atau lakon. Dialog mencerminkan pikiran tokoh cerita. Dialog mengungkapkan
watak para tokoh cerita. Dialog merupakan hubungan tokoh yang satu dengan tokoh
yang lain. Dialog berfungsi menghubungkan tokoh yang satu dengan tokoh yang
lain. Dialog juga berfungsi menggerakan cerita dan melihat watak atau kepribadian
tokoh cerita.
Ada dua macam tenik dialog, yaitu
monolog dan konversi (percakapan). Ada juga teknik dialog dalam bentuk prolog
dan epilog. Prolog berarti pembukaan atau peristiwa
pendahuluan yang diucapkan pemeran utama dalam sandiwara. Epilog berarti
bagian penutup pada karya drama untuk menyampaikan atau menafsirkan maksud
karya drama tersebut.
5. Alur/Plot
Alur/plot cerita atau jalan
cerita. Dalam drama juga mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahapan
permulaan, tahapan pertikaian, tahapan perumitan, tahapan puncak, tahapan
peleraian, dan tahapan akhir.
Alur dalam drama dibagi menjadi
babak-babak dan adegan-adegan. Babak adalah bagian dari plot atau alur dalam
sebuah drama yang ditandai oleh perubahan setting
atau latar.
Menurut
KBBI babak adalah penggolongan berdasarkan urutan jangka waktu atau peristiwa.
Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa babak dalam drama (berbentuk film)
adalah pembatasan bagian-bagian cerita berdasarkan perubahan adegan-adegan yang
ditandai dengan perubahan latar, baik
latar waktu, ataupun latar tempat.
Sedangkan adegan merupakan babak
yang ditandai oleh perubahan jumlah tokoh ataupun perubahan yang dibicarakan.
Alur cerita ini dapat dibagi menjadi beberapa, pengenalan,
pertikaian/konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan, penyelesaian.
(EK3RK)
1. Pengenalan/orientasi.
Pengenalan adalah bagian yang mengantarkan atau memaparkan tokoh, menjelaskan
latar cerita, dan gambaran peristiwa yang akan terjadi. Pada tahap ini penonton
diperkenalkan dengan tokoh-tokoh drama beserta wataknya, dan fakta-fakta
tertentu, baik secara eksplisit maupun implisit
2. Konflik.
Konflik adalah persoalan-persoalan pokok yang mulai melibatkan para pemain
drama. Dalam tahap ini mulai ada kejadian (insiden) atau peristiwa yang
merupakan dasar dari drama tersebut.
3. Komplikasi.
Komplikasi merupakan tahap dimana insiden yang terjadi mulai berkembang dan
menimbulkan konflik-konflik yang semakin banyak dan ruwet. Banyak persoalan
yang kait-mengait, tetapi semuanya masih menimbulkan tanda tanya.
4. Klimaks.
Klimaks adalah tahapan puncak dari berbagai konflik yang terjadi dalam drama
tersebut. Bila dilihat dari sudut pembaca naskah atau penonton drama maka
klimaks adalah puncak ketegangan. Bila dilihat dari sudut konflik maka klimaks
adalah titik pertikaian paling ujung antar pemain drama.
5. Resolusi/Peleraian.
Dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik. Jalan keluar penyelesaian
konflik-konflik yang terjadi sudah mulai tampak jelas.
6. Penyelesaian.
Penyelesaian merupakan tahap terakhir dari sebuah drama. Dalam tahap terakhir
ini semua konflik berakhir dan cerita selesai.
6. Latar/Setting
Latar adalah tempat
terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar
tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda,
pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat
terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.
7. Bahasa
Setiap penulis drama mempunyai gaya
sendiri dalam mengolah kosa kata sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaannya. Selain berkaitan dengan pemilihan kosa kata, bahasa juga berkaitan
dengan pemilihan gaya bahasa (style). Bahasa yang dipilih pengarang untuk
kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada umumnya adalah bahasa yang
mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yakni ragam bahasa yang dipakai dalam
kehidupan keseharian. Bahasa yang berkaitan dengan situasi lingkungan, sosial
budaya, dan pendidikan. Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa dengan
tujuan untuk menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang
terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini
seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan aturan aturan yang ada
dalam tata bahasa baku.
8. Interpretasi
Penulis naskah drama selalu memanfaatkan
kehidupan masyarakat sebagai sumber gagasan dalam menulis naskah drama.
Naskah yang ditulisnya dapat dipertanggungjawabkan, terutama secara nalar.
Artinya ketika naskah drama tersebut dipentaskan akan terasa wajar, logis,
tidak janggal dan tidak aneh. Bahkan harus diupayakan menyerupai kehidupan yang
sebenarnya dalam masyarakat.
Tambahan :
Judul adalah kepala
karangan atau nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku
yang dapat menyiratkan isi buku tersebut. Judul suatu karya drama juga
merupakan kunci untuk melihat keseluruhan makna drama. Judul isi karangan
selalu berkaitan erat. Judul karangan seringkali berfungsi menunjukan
unsur-unsur tertentu dari karya sastra, misalnya :
1. Dapat
menunjukan tokoh utama
2. Dapat menunjukan
alur atau waktu
3. Dapat
menunjukan objek yang dikemukakan dalam suatu cerita
4. Dapat
mengidentifikasi keadaan atau suasana cerita
Petunjuk Laku atau catatan
pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan
mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur
cerita lainnya.
Glosarium
Adegan |
Sumber: http://wonoderyo.blogspot.co.id/2014/01/unsur-intrinsik-drama-materi-bahasa.html
http://fredycf.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-babak-adegan-prolog-epilog.html
No comments:
Post a Comment