Sunday, May 31, 2020

Unsur-unsur Pembangun Cerpen

Unsur-unsur Pembangun Cerpen 


Cerpen merupakan bentuk karya sastra fiksi yang menarik untuk dibaca yang disebabkan cerita yang disajikan pendek, tokoh terbatas, dan terdiri dari satu situasi. Cerpen juga tersusun atas unsur-unsur pembangun cerita yang saling berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan antara unsur-unsur pembangun cerita tersebut membentuk totalitas yang bersifat abstrak. Koherensi dan keterpaduan semua unsur cerita yang membentuk sebuah totalitas amat menentukan keindahan dan keberhasilan cerpen sebagai suatu bentuk ciptaan sastra. Berikut unsur-unsur yang ada di dalam cerpen:

 

1.  Tema Cerita

Tema cerita adalah sentral cerita yang harus dimiliki oleh pengarang sebelum menulis ceritanya. Misalkan tema cinta, persahabatan, kesetiaan, kemerdekaan, pendidikan, dan sebagainya. Tema akan membatasi seorang pengarang, agar tidak ke mana-mana saat menulis ceritanya, meski terkadang ada tema-tema kecil, tapi itu pun tidak cukup berpengaruh pada tema pokok.

 

2.  Tokoh dan Penokohan

Setiap cerita pasti ada tokohnya, termasuk tokoh utama, tokoh figuran, atau tokoh-tokoh lain yang terlibat penuh di dalam cerita fiksi. Pengarang bisa menjelaskan karakter tokoh-tokoh rekaannya baik dengan menggunakan narasi maupun dijelaskan dengan tindakannya. Misalnya tindakan tokoh yang baik, atau tindakan tokoh yang jahat semisal suka membunuh, mencaci, mencuri, dan lain sebagainya.

 

3.  Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan posisi pencerita dalam sebuah kisah. Sudut pandang yang paling sering digunakan adalah sudut pandang orang pertama, “AKU” atau sudut pandang orang ketiga, “DIA.” Sudut pandang orang pertama biasanya dibatasi oleh panglihatannya sendiri, artinya tidak bisa menceritakan perilaku tokoh-tokohnya secara detail. Berbeda dengan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Sudut pandang orang ketiga tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia ‘maha’ tahu segala sesuatu yang ada di dalam cerita, bahkan yang terbesit di dalam hati tokoh-tokohnya, dia mengetahui semuanya.

 

4.  Alur Cerita

Alur cerita berkaitan erat dengan kondisi imajinasi pengarangnya. Jika mentok imajinasi si pengarang, maka tamatlah ceritanya sebelum klimaks. Alur merupakan detail peristiwa dari waktu-kewaktu yang perlu dipertahankan hingga selesai. Maka, jagalah imajinasi agar tidak mati. Caranya, bisa dengan terus menambah bahan bacaan yang bersangkut-paut dengan cerita atau mencari inspirasi lain yang berkait dengan cerita yang tengah ditulisnya.  Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasanya disebut juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara yang dapat digunakan dalam menyusun bagian-bagian cerita, yakni sebagai berikut.

 

5.  Latar Cerita

Latar adalah tempat di mana cerita/peristiwa itu muncul. Gunakan latar yang sudah dikenalnya, agar tidak meracau/ngawur saat menulis. Detail latar sangat penting untuk menggiring pembaca pada suasana yang sudah didesain oleh si pengarang, agar pembaca terhipnosis sehingga terpengaruh dengan suasana yang tercipta.

 

6.  Amanat

Amanat merupakan pesan moral. Bisa juga disebut visi dan misi penulisnya, yang dikemas ke dalam tema yang sudah menjadi cerita untuk memengaruhi pembacanya. Misal, temanya Cinta. Maka, pesannya boleh: “Cinta Energi Kesetiaan”, atau Cinta Sejati adalah Setia”, Perempuan Paling Setia”, dan lain sebagainya.

 

http://www.kabarnun.com/2015/02/beberapa-tangga-pembangun-cerita.html (diunduh tanggal 4 April 2017)

http://specialpengetahuan.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-dan-unsur-unsur-pembangun.html (diunduh tanggal 4 April 2017)


No comments:

Post a Comment