Monday, October 9, 2017

Resensi Buku

Rresensi Buku


Estetika Kefasihan Pengarang Bercerita

Judul Buku    : Potongan Cerita di Kartu Pos
Pengarang      : Agus Noor
Penerbit         : Penerbit Buku Kompas
Cetakan         : I
Tahun Terbit  :  2006
Tebal Buku    : vi + 173 Halaman

Kembali dunia sastra Indonesia digairahkan oleh penerbitan buku kumpulan cerpen berjudul Potongan Cerita di Kartu Pos karya Agus Noor. Bagi yang jeli mengamati proses kreatif Agus Noor sepanjang kepengarangannya pastilah bakalan bersepaham bahwa kumpulan cerpen ini adalah buku kelima yang dihasilkannya, setelah sebelumnya ia menerbitkan buku kumpulan cerpen yang berjudul Memorabilia (1999), Bapak Presiden yang Terhormat (2000), Selingkuh Itu Indah (2001), dan Rendezvous: Kisah Cinta yang Tak Setia (2004).

Sedikit berbeda dengan buku-buku kumpulan cerpen yang sebelumnya dihasilkan, di dalam buku ini Agus Noor terlihat lebih matang dalam bereksperimen. Baik dari sisi spesifikasi tema–karena ada cerpen yang hanya berbicara soal kupu-kupu–maupun alur penceritaan. Lihat saja
pada cerpen yang berjudul Puzzle Kematian Girindra, misalnya. Cerpen ini dibagi dalam beberapa bagian, berkisah tentang misteri kematian tokoh Girindra. Cerita berkelindan pada sejumlah kemungkinan penyebab kematian Girindra. Juga pada tokoh-tokoh yang terlibat sepanjang kehidupan Girindra. Yang menarik adalah teknik penceritaan yang memang seperti permainan puzzle. Jadi, pembaca yang telah mengikuti alur cerita sampai bagian lima, misalnya, harus membaca bagian pertama lagi karena ada petunjuk teknis dari pengarang bahwa penyebab atau alasan tertentu memang hanya bisa dirujuk di bagian pertama. 

Teknik penceritaan yang tak lazim semacam ini, jelas menuntut kejelian dan ketangkasan penguasaan alur. Saya kira sebagai pengarang, Agus Noor telah berhasil membangun irama keterkejutan kepada pembaca: teknik penceritaan yang dipaparkannya berhasil mengguncang-guncang ketegangan.

Teknik penceritaan menarik lainnya ada pada cerpen yang berjudul Potongan-Potongan Cerita di Kartu Pos. Cerpen ini menceritakan bahwa seorang tokoh telah mendapatkan beberapa kiriman kartu pos. Seorang tokoh tersebut mendapatkan kartu-kartu pos yang ternyata bersambung. Setiap kartu pos memuat potongan cerita yang akan dilanjutkan pada kartu pos berikutnya. Dari segi teknik penceritaan bisa disebut sebagai model cerita berbingkai dengan media berupa kartu pos.

Hal yang perlu dikritisi adalah terlepas dari keberhasilan upaya pembangunan teknik penceritaan yang mengedepankan aspek alur, Agus Noor telah menggiring paradigma pembaca bahwa celah-celah pengembangan estetika sungguh tak terbatas. Di situlah esensi kehadiran kreator bakal teruji, apakah seorang pengarang memang akan berperan sebagai pengisah yang piawai atau cuma melanjutkan klise bahwa kerja mengarang telanjur terjebak pada gaya-gaya tertentu yang seolah-olah menjadi pakem, baik realis, surealis, absurd, maupun yang lainnya tanpa ada kebaruan apa pun, misalnya dari sisi teknik penceritaan.

Bagi saya, alternatif teknik penceritaan yang dikembangkan Agus Noor, dengan menyentuh ”khasanah puzzle” dan cerita berbingkai, telah mengonkretkan kredonya sendiri bahwa sebaiknya cerpen-cerpen yang ada di dalam buku mengemban konsekuensi eksperimentasi yang beragam dan luas. Ingat, Agus Noor adalah pengarang yang senantiasa menganjurkan keterbatasan ruang eksperimentasi cerpen di koran haruslah mendapatkan solusi. Rupa-rupanya, format buku menjadi pilihan memikat untuk mengembangkan eksperimentasi karena aspek keluasan halaman, keterbebasan dari risiko ”norma moral dan sosial”, dan sebagainya. Meskipun memang, tak semua cerpen Agus Noor yang ada di buku ini memuat aspek eksperimentasi, terutama dalam hal teknik penceritaan dan kepanjangan halaman. Beberapa cerpen lainnya toh masih tetap ”berformat” koran, padahal jika mau dikembangkan lagi juga bisa lebih memikat.

Membaca cerpen-cerpen Agus Noor di buku ini, bagi saya juga mengukuhkan pandangan bahwa ruang- ruang alternatif penjelajahan imajinasi memang sebaiknya senantiasa diciptakan. Kita tahu, banyak cerpenis Indonesia yang telanjur terjebak pada ”tema-tema dan teknik yang monoton”, katakanlah yang ”konvensional” dengan penggambaran deskripsi realisme warna lokal maupun sebagaimana estetika yang belakangan marak yang mengemban unsur-unsur seksisme sebagai wilayah ekspresi. Dengan kata lain, sesungguhnya banyak tema dan pendekatan teknik penceritaan yang berserak yang bisa dijumput dan digarap, di luar yang sudah umum dikerjakan oleh sejumlah cerpenis lain.

Dengan kata lain pula, sebetulnya sebuah cerpen memang bisa saja tak harus terbebani pesan moral atau apa pun, karena pretensinya yang hanya ingin bereksperimen itu sendiri. Resep estetik yang bisa dipraktikkan oleh para penulis cerpen lain setelah membaca buku ini adalah soal penguasaan/kefasihan teknik bercerita yang sungguh-sungguh memegang peranan penting, sebelum tema dan varian lain yang menggelayuti tubuh sebuah cerpen terkuasai, untuk sebuah hasil penciptaan secara sadar.



 Cewek Smart


Identitas Buku
Judul Buku         : Cewek Smart
Pengarang Buku : Ria Fariana
Penerbit Buku     : Gema Insani
Kota Terbit          : Jakarta
Tahun Terbit        : 2008
Tebal Buku          : 200 halaman

Sinopsis Cewek Smart
Buku memang dirancang untuk membantu remaja perempuan agar dapat menyikapi permasalahan yang terjadi disekitar kita. Buku ini juga mengupas bagaimana menjadi seorang perempuan yang cerdas dan mempunyai kepribadian yang baik sesuai syariat Agama Islam.
Perempuan yang cerdas sesuai syariat adalah seseorang yang dapat menggunakan kecerdasannya untuk menambah keimanannya. Perempuan cerdas itu tidak diukur dari seberapa tinggi nilai raportnya.
Tetapi bagaimana caranya ia mampu menyelesaikan suatu permasalahan dalam hidupnya dengan tolak ukur tertentu yang penuh tanggungjawab.
Secara umum, buku ini berisi dasar-dasar menjadi seorang perempuan yang sholeha. Bagaimana sih menjadi perempuan yang cerdas sesuai syariat ? Apa perlu perempuan itu harus centil ?
Kita enggak perlu yang namanya pacaran. Semuanya bermuara pada sejumlah nasehat sederhana dan praktis yang dapat membantu untuk menyikapi suatu permasalahan.
Buku ini mampu memabantu menyadarkan remaja perempuan untuk bersikap sesuai syariat Agama Islam. Dengan membaca buku ini, kamu dapat merenungkan mana yang seharusnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
Di buku ini terdapat banyak kata-kata bijak seperti “Islam mendorong perempuan untuk cerdas agar ia tidak muda di bodohi oleh siapapun”.

Kelebihan Buku
Dapat menuntun remaja perempuan zaman sekarang untuk hijrah ke jalan yang benar sesuai syariat Agama Islam. Bahasa buku ini mudah sekali untuk dipahami, karena bahasanya merupakan bahasa yang populer dan gaul. Cover buku ini juga sangat menarik dengan kartun yang lucu dan penuh warna yang menambah nuansa keistimewaan buku ini.

Kekurangan Buku
Buku ini sangat sedikit penjualannya dan gambar ilustrasi yang terdapat dalam buku ini masih bewarna hitam putih.

Remaja Membangun Kepribadian

Identitas Buku
Judul Buku    : Remaja Membangun Kepribadian
Penulis Buku : Anna Windyartini S.
Tahun Terbit  : 2008
Penerbit         : Nobel Edumedia
Tebal Buku    : IX + 79 halaman


Sinopsis Remaja Membangun Kepribadian

Buku ini terdiri dari beberapa bab yaitu :

Bab I (Berbagai Jenis Kecerdasan dalam Diri Manusia)
Menjelaskan tentang berbagai macam kecerdasan yang berada dalam diri manusia dan cara-cara yang bisa ditempuh untuk mengembangkan intelegasi kecerdasan tersebut.
Dalam pembahasan ini diambil dari beberapa sumber yang sangat terpercaya, yaitu para ahli Internasional yang sangat profesional di bidang intelegensi, diantaranya adalah Howard Gardner yang merupakan psikolog dari Amerika Serikat yang mengemukakan tentang sepuluh macam intelegensi berdasarkan penelitian yang ia lakukan, yaitu Kecerdasan Lingustik, Kecerdasan Logis Matematis, Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Tubuh Kinestetik, Kecerdasan Spasial, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Eksistensial.
Tidak hanya itu, pada bab pertama ini juga menjelaskan cara-cara yang cocok untuk mengembangkan potensi intelegensi seseorang yang dapat didukung dari hasil pengamatan dan penelitian para ahli.

Bab II (Memanfaatkan Berbagai Intelegensi)
Dijelaskan bahwa setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda dan tidak ada orang yang tidak mempunyai potensi sehingga perlu di cari tahu dan perlu untuk dikembangkan. Tidak hanya itu saja, di dalam buku ini juga dibahas tentang visi dan misi yang harus ada dalam setiap diri seseorang agar bisa mengembangkan potensi dirinya dengan baik.
Selain itu, dalam bab ini juga dibahas tentang managemen dan cara untuk belajar dan mengembangkan potensi diri sesuai dengan kebutuhan atau potensi masing-masing individu sehingga semuanya dilalui dengan mudah.

Bab III (Study is Beatiful)
Tidak begitu banyak yang dibahas dalam bab ini, tapi cukup meyakinkan pembaca bahwa belajar itu adalah suatu hal yang sangat indah dan menyenangkan sehingga memunculkan motivasi tersendiri untuk lebih bersemangat dalam belajar.

Bab IV (Berbagai Kisah Tentang Belajar)
Pada bab ini, membahas tentang pengalaman belajar dari kebanyakan orang dan juga membahas kisah-kisah unik dan menarik seputar perjalanan belajar seseorang yang diceritakan secara terbuka oleh orang-orang yang pernah mengalaminya. Cerita-cerita yang diangkat benar-benar membuat para pembaca termotivasi dan lebih bersemangat dalam belajar.


Kelebihan Buku

Buku ini mempunyai pembahasan yang singkat namun sangat mudah dipahami. Buki ini juga ditulis berdasarkan dengan gagasan yang dapat dipercaya seperti ahli psikolog dunia, nasional, dan bahkan survei langsung dari masyarakat.
Contoh-contoh yang digunakan dalam buku ini juga sangat menarik dan memberikan motivasi bagi para pembacanya agar lebih semangat dalam belajar.


Kekurangan Buku

Masih terdapat kata-kata yang mungkin sulit dimengerti oleh kalangan pelajar. Gambar ilustrasi pada buku ini masih kurang jelas sehingga akan menimbulkan kebosanan bagi para pembacanya.
Motivasi dalam buku ini harus dianalisis lebih dalam lagi. Karena minimnya pemaparan bagi para pembacanya.


No comments:

Post a Comment