Rresensi Buku
Estetika Kefasihan Pengarang Bercerita
Judul Buku :
Potongan Cerita di Kartu Pos
Pengarang :
Agus Noor
Penerbit :
Penerbit Buku Kompas
Cetakan : I
Tahun Terbit : 2006
Tebal Buku :
vi + 173 Halaman
Kembali
dunia sastra Indonesia digairahkan oleh penerbitan buku kumpulan cerpen
berjudul Potongan Cerita di Kartu Pos karya Agus Noor. Bagi yang jeli mengamati
proses kreatif Agus Noor sepanjang kepengarangannya pastilah bakalan bersepaham
bahwa kumpulan cerpen ini adalah buku kelima yang dihasilkannya, setelah
sebelumnya ia menerbitkan buku kumpulan cerpen yang berjudul Memorabilia
(1999), Bapak Presiden yang Terhormat (2000), Selingkuh Itu Indah (2001), dan
Rendezvous: Kisah Cinta yang Tak Setia (2004).
Sedikit
berbeda dengan buku-buku kumpulan cerpen yang sebelumnya dihasilkan, di dalam
buku ini Agus Noor terlihat lebih matang dalam bereksperimen. Baik dari sisi
spesifikasi tema–karena ada cerpen yang hanya berbicara soal kupu-kupu–maupun
alur penceritaan. Lihat saja
pada cerpen yang berjudul Puzzle Kematian Girindra, misalnya. Cerpen ini
dibagi dalam beberapa bagian, berkisah tentang misteri kematian tokoh Girindra.
Cerita berkelindan pada sejumlah kemungkinan penyebab kematian Girindra. Juga
pada tokoh-tokoh yang terlibat sepanjang kehidupan Girindra. Yang menarik
adalah teknik penceritaan yang memang seperti permainan puzzle. Jadi, pembaca
yang telah mengikuti alur cerita sampai bagian lima, misalnya, harus membaca
bagian pertama lagi karena ada petunjuk teknis dari pengarang bahwa penyebab
atau alasan tertentu memang hanya bisa dirujuk di bagian pertama.
Teknik
penceritaan yang tak lazim semacam ini, jelas menuntut kejelian dan ketangkasan
penguasaan alur. Saya kira sebagai pengarang, Agus Noor telah berhasil
membangun irama keterkejutan kepada pembaca: teknik penceritaan yang
dipaparkannya berhasil mengguncang-guncang ketegangan.
Teknik
penceritaan menarik lainnya ada pada cerpen yang berjudul Potongan-Potongan
Cerita di Kartu Pos. Cerpen ini menceritakan bahwa seorang tokoh telah
mendapatkan beberapa kiriman kartu pos. Seorang tokoh tersebut mendapatkan
kartu-kartu pos yang ternyata bersambung. Setiap kartu pos memuat potongan
cerita yang akan dilanjutkan pada kartu pos berikutnya. Dari segi teknik
penceritaan bisa disebut sebagai model cerita berbingkai dengan media berupa
kartu pos.
Hal yang
perlu dikritisi adalah terlepas dari keberhasilan upaya pembangunan teknik
penceritaan yang mengedepankan aspek alur, Agus Noor telah menggiring paradigma
pembaca bahwa celah-celah pengembangan estetika sungguh tak terbatas. Di
situlah esensi kehadiran kreator bakal teruji, apakah seorang pengarang memang
akan berperan sebagai pengisah yang piawai atau cuma melanjutkan klise bahwa
kerja mengarang telanjur terjebak pada gaya-gaya tertentu yang seolah-olah
menjadi pakem, baik realis, surealis, absurd, maupun yang lainnya tanpa ada
kebaruan apa pun, misalnya dari sisi teknik penceritaan.
Bagi saya,
alternatif teknik penceritaan yang dikembangkan Agus Noor, dengan menyentuh
”khasanah puzzle” dan cerita berbingkai, telah mengonkretkan kredonya sendiri
bahwa sebaiknya cerpen-cerpen yang ada di dalam buku mengemban konsekuensi
eksperimentasi yang beragam dan luas. Ingat, Agus Noor adalah pengarang yang
senantiasa menganjurkan keterbatasan ruang eksperimentasi cerpen di koran
haruslah mendapatkan solusi. Rupa-rupanya, format buku menjadi pilihan memikat
untuk mengembangkan eksperimentasi karena aspek keluasan halaman, keterbebasan
dari risiko ”norma moral dan sosial”, dan sebagainya. Meskipun memang, tak
semua cerpen Agus Noor yang ada di buku ini memuat aspek eksperimentasi,
terutama dalam hal teknik penceritaan dan kepanjangan halaman. Beberapa cerpen
lainnya toh masih tetap ”berformat” koran, padahal jika mau dikembangkan lagi
juga bisa lebih memikat.
Membaca
cerpen-cerpen Agus Noor di buku ini, bagi saya juga mengukuhkan pandangan bahwa
ruang- ruang alternatif penjelajahan imajinasi memang sebaiknya senantiasa
diciptakan. Kita tahu, banyak cerpenis Indonesia yang telanjur terjebak pada
”tema-tema dan teknik yang monoton”, katakanlah yang ”konvensional” dengan
penggambaran deskripsi realisme warna lokal maupun sebagaimana estetika yang
belakangan marak yang mengemban unsur-unsur seksisme sebagai wilayah ekspresi.
Dengan kata lain, sesungguhnya banyak tema dan pendekatan teknik penceritaan
yang berserak yang bisa dijumput dan digarap, di luar yang sudah umum
dikerjakan oleh sejumlah cerpenis lain.
Dengan kata
lain pula, sebetulnya sebuah cerpen memang bisa saja tak harus terbebani pesan
moral atau apa pun, karena pretensinya yang hanya ingin bereksperimen itu
sendiri. Resep estetik yang bisa dipraktikkan oleh para penulis cerpen lain
setelah membaca buku ini adalah soal penguasaan/kefasihan teknik bercerita yang
sungguh-sungguh memegang peranan penting, sebelum tema dan varian lain yang
menggelayuti tubuh sebuah cerpen terkuasai, untuk sebuah hasil penciptaan
secara sadar.
Cewek Smart
Identitas Buku
Judul
Buku : Cewek Smart
Pengarang
Buku : Ria Fariana
Penerbit
Buku : Gema Insani
Kota
Terbit : Jakarta
Tahun
Terbit : 2008
Tebal
Buku : 200 halaman
Sinopsis
Cewek Smart
Buku
memang dirancang untuk membantu remaja perempuan agar dapat menyikapi
permasalahan yang terjadi disekitar kita. Buku ini juga mengupas bagaimana
menjadi seorang perempuan yang cerdas dan mempunyai kepribadian yang baik
sesuai syariat Agama Islam.
Perempuan
yang cerdas sesuai syariat adalah seseorang yang dapat menggunakan
kecerdasannya untuk menambah keimanannya. Perempuan cerdas itu tidak diukur
dari seberapa tinggi nilai raportnya.
Tetapi
bagaimana caranya ia mampu menyelesaikan suatu permasalahan dalam hidupnya
dengan tolak ukur tertentu yang penuh tanggungjawab.
Secara
umum, buku ini berisi dasar-dasar menjadi seorang perempuan yang sholeha.
Bagaimana sih menjadi perempuan yang cerdas sesuai syariat ? Apa perlu
perempuan itu harus centil ?
Kita
enggak perlu yang namanya pacaran. Semuanya bermuara pada sejumlah nasehat
sederhana dan praktis yang dapat membantu untuk menyikapi suatu permasalahan.
Buku
ini mampu memabantu menyadarkan remaja perempuan untuk bersikap sesuai syariat
Agama Islam. Dengan membaca buku ini, kamu dapat merenungkan mana yang
seharusnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
Di buku
ini terdapat banyak kata-kata bijak seperti “Islam mendorong perempuan untuk
cerdas agar ia tidak muda di bodohi oleh siapapun”.
Kelebihan
Buku
Dapat
menuntun remaja perempuan zaman sekarang untuk hijrah ke jalan yang benar
sesuai syariat Agama Islam. Bahasa buku ini mudah sekali untuk dipahami, karena
bahasanya merupakan bahasa yang populer dan gaul. Cover buku ini juga sangat
menarik dengan kartun yang lucu dan penuh warna yang menambah nuansa
keistimewaan buku ini.
Kekurangan
Buku
Buku
ini sangat sedikit penjualannya dan gambar ilustrasi yang terdapat dalam buku
ini masih bewarna hitam putih.
Remaja Membangun Kepribadian
Identitas
Buku
Judul
Buku : Remaja Membangun Kepribadian
Penulis
Buku : Anna Windyartini S.
Tahun
Terbit : 2008
Penerbit : Nobel Edumedia
Tebal
Buku : IX + 79 halaman
Sinopsis
Remaja Membangun Kepribadian
Buku
ini terdiri dari beberapa bab yaitu :
Bab
I (Berbagai Jenis Kecerdasan dalam Diri Manusia)
Menjelaskan
tentang berbagai macam kecerdasan yang berada dalam diri manusia dan cara-cara
yang bisa ditempuh untuk mengembangkan intelegasi kecerdasan tersebut.
Dalam
pembahasan ini diambil dari beberapa sumber yang sangat terpercaya, yaitu para
ahli Internasional yang sangat profesional di bidang intelegensi, diantaranya
adalah Howard Gardner yang merupakan psikolog dari Amerika Serikat yang
mengemukakan tentang sepuluh macam intelegensi berdasarkan penelitian yang ia
lakukan, yaitu Kecerdasan Lingustik, Kecerdasan Logis Matematis, Kecerdasan
Musikal, Kecerdasan Tubuh Kinestetik, Kecerdasan Spasial, Kecerdasan
Intrapersonal, Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Eksistensial.
Tidak
hanya itu, pada bab pertama ini juga menjelaskan cara-cara yang cocok untuk
mengembangkan potensi intelegensi seseorang yang dapat didukung dari hasil
pengamatan dan penelitian para ahli.
Bab
II (Memanfaatkan Berbagai Intelegensi)
Dijelaskan
bahwa setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda dan tidak ada orang yang
tidak mempunyai potensi sehingga perlu di cari tahu dan perlu untuk
dikembangkan. Tidak hanya itu saja, di dalam buku ini juga dibahas tentang visi
dan misi yang harus ada dalam setiap diri seseorang agar bisa mengembangkan
potensi dirinya dengan baik.
Selain
itu, dalam bab ini juga dibahas tentang managemen dan cara untuk belajar dan
mengembangkan potensi diri sesuai dengan kebutuhan atau potensi masing-masing
individu sehingga semuanya dilalui dengan mudah.
Bab
III (Study is Beatiful)
Tidak
begitu banyak yang dibahas dalam bab ini, tapi cukup meyakinkan pembaca bahwa
belajar itu adalah suatu hal yang sangat indah dan menyenangkan sehingga
memunculkan motivasi tersendiri untuk lebih bersemangat dalam belajar.
Bab
IV (Berbagai Kisah Tentang Belajar)
Pada
bab ini, membahas tentang pengalaman belajar dari kebanyakan orang dan juga
membahas kisah-kisah unik dan menarik seputar perjalanan belajar seseorang yang
diceritakan secara terbuka oleh orang-orang yang pernah mengalaminya.
Cerita-cerita yang diangkat benar-benar membuat para pembaca termotivasi dan
lebih bersemangat dalam belajar.
Kelebihan Buku
Buku
ini mempunyai pembahasan yang singkat namun sangat mudah dipahami. Buki ini
juga ditulis berdasarkan dengan gagasan yang dapat dipercaya seperti ahli
psikolog dunia, nasional, dan bahkan survei langsung dari masyarakat.
Contoh-contoh
yang digunakan dalam buku ini juga sangat menarik dan memberikan motivasi bagi
para pembacanya agar lebih semangat dalam belajar.
Kekurangan
Buku
Masih
terdapat kata-kata yang mungkin sulit dimengerti oleh kalangan pelajar. Gambar
ilustrasi pada buku ini masih kurang jelas sehingga akan menimbulkan kebosanan
bagi para pembacanya.
Motivasi
dalam buku ini harus dianalisis lebih dalam lagi. Karena minimnya pemaparan
bagi para pembacanya.
No comments:
Post a Comment