TEKS
EDITORIAL
A. Pengertian teks Editorial/Opini
Teks
editorial merupakan teks yang berisi pendapat terhadap suatu isu/masalah aktual
yang biasanya ditulis oleh dewan redaksi media cetak. Isu tersebut meliputi
masalah politik, sosial atau pun masalah ekonomi yang memiliki hubungan secara signifikan
dengan politik. Teks editorial/opini rutin ada di koran atau majalah, yang
pengungkapan teks ini harus dilengkapi dengan bukti, fakta maupun alasan yang
logis supaya pembaca atyau pendengar bisa menerimanya.
B. Struktur teks editorial/opini
Struktur teks adalah bagian-bagian
terpisah yang membangun sebuah teks hingga menjadi sebuah teks yang utuh.
Struktur teks editorial/opini di bagi menjadi 3 bagian yaitu pernyataan
pendapat, argumentasi dan pernyataan ulang pendapat, secara lengkap seperti
yang di uraikan di bawah ini:
1. Pernyataan pendapat (thesis statement)
Thesis statement adalah Pernyataan pendapat yang
berisikan topik tentang sebuah permasalahan yang akan dibahas.
2. Argumentasi
Argumentasi merupakan pendukung yang akan
memperkuat opini yang hendak disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta tentang
topik yang diangkat sehingga memberi nilai objektivitas pada tulisan daripada
sekadar opini belaka. Pada bagian ini penulis berusaha meyakinkan pembaca bahwa
apa yang dikemukakan itu benar.
3. Pernyataan ulang pendapat (reiteration)
Reiteration merupakan bagaian akhir teks opini
yang berisi penegasan kembali pendapat yang telah dikemukakan agar pembaca atau
pendengar semakin yakin dengan pandangan yang dikemukakan, (terkadang juga terdapat
argument yang disertai saran).
C. Ciri teks editorial/Opini
Agar anda dapat membedakan antara
teks editorial dengan jenis teks lainnya maka salah satu yang harus anda
ketahui adalah ciri-ciri dari teks itu sendiri, untuk teks editorial ciri-cirinya
adalah sebagai berikut:
1. Tema tulisannya sedang dibicarakan secara luas oleh
masyarakat, aktual, dan faktual
2. Bersifat sistematis dan logis
3. Tajuk rencana yang bersifat argumentatif
4. Menarik untuk dibaca karena kalimatnya yang singkat,
padat dan jelas.
D. Tujuan Teks Editorial
Sedangkan tujuan teks editoral/opini adlah sebagai
berikut:
1. Mengajak masyarakat ( pembaca ) untuk ikut campur
dalam isu yang sedang hangat dibicarakan
2. Memberikan pandangan kepada masyarakat terhadap isu
yang sedang berkembang
E. Kaidah kebahasaan teks editorial/opini
Kaidah kebahasaan adalah aturan dan ketentuan cara
menggunakan bahasa baik secara lisan maupun tulisan, kaidah kebahasaan teks
editorial/opini adalah sebagai berikut:
1. Adverbia
Adverbia atau kata keterangan (Bahasa Latin: ad,
"untuk" dan verbum, "kata") adalah kelas kata yang
memberikan keterangan kepada kata lain, seperti verba (kata kerja) dan
adjektiva (kata sifat), yang bukan nomina (kata benda). Contoh lain dari
adverbia misalnya sangat, amat, tidak.
Agar dapat meyakinkan pembaca diperlukan ekspresi
kepastian yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia
frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna berhubungan dengan
tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata
yang digunakan antara lain :
- selalu,
- biasanya,
- sebagian
besar waktu,
- sering,
- kadang-kadang,
- jarang,
- dan
lainnya.
2. Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung adalah kata untuk
menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat dan
sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Konjungsi tidak
dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak menerangkan kata, konjungsi hanya
menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya.
Konungsi dalam kaidah kebahasaan teks editorial/opini
merupakan kata penghubung pada teks editorial seperti kata bahkan.
3. Verba Material
Verba material adalah kata kerja berimbuhan yang
mengacu pada tindakan fisik, atau pun perbuatan yang dilakukan secara fisik
oleh partisipan (aktor).
Struktur kalimat dari verba material adalah :
Subjek (aktor) + Verba Material + objek (sasaran)
Contoh:
Budi (aktor) Menulis (verba material) buku (objek/sasaran)
Budi (aktor) Menulis (verba material) buku (objek/sasaran)
4. Verba relasional
Verba relasional adalah verba yang menunjukkan
hubungan intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A
mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional
identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba
relasional atributif.
verba relasional lebih menekankan pada verba atau kata
kerja yang berfungsi sebagai penghubung antara subjek dan pelengkap. kalimat
yang mengandung verba relasional harus memiliki pelengkap, jika tidak maka
kalimatnya akan terlihat rancu.
Struktur kalimat dari verba relasional adalah:
Subjek + Verba relasional + pelengkap
Contoh:
Anak itu (subjek) merupakan (verba relasional) anak terpintar di kelas XII
Anak itu (subjek) merupakan (verba relasional) anak terpintar di kelas XII
5. Verba Mental
adalah verba yang menerangkan persepsi (misalnya
melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan kognisi (misalnya
berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser)
dan fenomena.
Struktur kalimat dari verba relasional adalah:
Subjek + Verba mental + pelengkap
Contoh:
Ibu (subjek) khawatir (verba mental afksi) anaknya sakit (pelengkap)
Ibu (subjek) khawatir (verba mental afksi) anaknya sakit (pelengkap)
6. Kosakata
Kosa kata atau perbendaharaan kata yang
digunakan untuk teks editorial memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Aktual,
yaitu sedang menjadi pembicaraan banyak orang
- Fenomenal,
yaitu luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra
- Editorial,
yaitu artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor
- Imajinasi,
yaitu daya pikir untuk membayangkan
- Modalitas,
yaitu menyatakan cara pembicara bersikap terhadap suatu situasi dalam
komunikasi antar pribadi
- Nukilan,
yaitu kutipan yang dicantumkan pada suatu benda
- Tajuk
rencana, yaitu karangan pokok dalam dalam surat kabar
- Teks
opini, yaitu wadah untuk mengemukakan pikiran
- Keterangan
aposisi, yaitu memberi penjelasan kata benda
- Keterangan
pewatas, yaitu keterangan tambahan yang memberi keterangan kata benda
Contoh teks editorial/ opini atau tajuk rencana
Berikut adalah salah satu contoh sederhana teks
editorial/opini atau tajuk rencana:
Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah berusaha
memperlengkapi persenjataan dengan mengalokasikan dana yang terbilang besar,
meski dirasakan belum cukup unruk memenuhi kebutuhan standar bagi sebuah negara
kepulauan seperti Indonesia. (2) Pada tahun 2003, Indonesia telah mengucurkan
dana sekitar 2,85 triliun rupiah untuk membeli pesawat tempur Sukoi dari Rusia.
(3) Kehadiran pesawat sukoi ini semakin menambah ketangguhan peralatan tempur
kita sekaligus mengobati keresahan di masyarakat, setelah sejumlah peralatan
tempur milik TNI rusak termasuk pada saat dipakai untuk latihan. (4) Masih
segar dalam ingatan kita, ketika pesawat F-27 milik TNI AU jatuh di Bansung dan
menewaskan 24 orang anggota pasukan khas. Kejadian ini sungguh sangat
memprihatinkan. (5) Bahkan tercatat dalam beberapa tahun terakhir ini sudah
berulang kali terjadi peristiwa naas seperti ini, tidak saja dikalangan TNI AU,
AD, AL, tetapi juga ditubuh POLRI. (6) akan tetapi, yangmungkin perlu menjadi
perhatian adalah keseriusan kita dalam membangun sistem pertahanan kita.
Hasil Analisa Struktur teks
editorial di atas adalah sebagai berikut:
Opini Penulis:
Opini atau pendapat adalah pikiran /pendirian
seseorang. Umumnya kalimat yang mengandung opini menggunakan kata mesti,
mungkin, barangkali, bisa jadi, selain, seperti, dan lain sebagainya.
Pada kutipan tajuk rencana pada contoh di atas, opini
penulis terdapat pada kalimat (1) dan (6) karena terdapat kata meski dan
mungkin .
Kalimat Fakta:
Fakta juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang benar-
benar ada atau terjadi. Fakta juga dapat berupa angka- angka yang menunjukkan
suatu kepastian
fakta yang terdapat pada tajuk rencana di atas
terdapat pada nomor (2) dan nomor (4), karena melibatkan angka dan kepastiannya
sesuai dengan fakta yang terjadi.
No comments:
Post a Comment